Pages

Monday, February 10, 2020

Dear Tomorrow: Notes to My Future Self


Beberapa hari yang lalu, aku baru menyelesaikan membaca salah satu buku yang bisa kubilang menjadi salah satu buku terbaik yang pernah aku baca, yaitu Dear Tomorrow: Notes to My Future Self yang ditulis oleh Maudy Ayunda. Dengan mengetahui prestasi-prestasi yang telah banyak diraih oleh sang penulis, aku cukup berekspektasi saat tahu kalau dia akan merilis sebuah buku. Dan yah, aku sangat puas dengan buku ini karena banyak berisi “reminder” yang ditulis oleh Maudy
dalam 4 bab, yaitu:
1.       Notes on being yourself
2.       Notes on dreams
3.       Notes on love
4.       Notes on mindsets
Banyak sekali quote-quote di dalam buku ini yang sangat berkesan dan aku sukai. Dan karena aku membaca buku ini melalui aplikasi ipusnas, aku bisa dengan mudah men-screenshoot dan menyimpannya di galeri ehehe… Berikut beberapa quotes dalam buku ini yang menjadi favoritku.






Sebenarnya masih ada banyaaak lagi, namun silahkan dibaca sendiri di bukunya, ya J
Buku ini ditulis dalam bahasa inggris. Namun jangan khawatir jika kamu belum terbiasa membaca buku dalam bahasa inggris atau merasa tidak pandai dalam bahasa inggris, menurutku buku ini masih tergolong cukup mudah untuk dibaca. Bahkan mungkin kamu bisa sekalian belajar bahasa inggris selama membaca buku ini. Selain itu yang menjadi nilai plus, buku ini bisa dikatakan aesthetically pleasing untuk dilihat dengan foto-foto Maudy yang cantik dan menarik, serta background-nya yang berwarna-warni namun warm dan tetap enak untuk dibaca.
Menurutku buku ini cocok dibaca oleh semua orang, baik muda maupun dewasa. Khususnya remaja dewasa sepertiku yang sedang mengalami quarter life crisis, you really need to read this! Terutama di bab notes on being yourself, salah satu quote di atas aku rasa cukup menjawab pertanyaan yang sering kita ajukan saat kita sedang mencari jati diri kita. “Your self may not be something that you can find− it may not exist just yet. It is a combination of what you do, what you stand for, and what you want to be. In other words, your self is for you to define− not for you to find.” Jadi menurut Maudy, kita nggak perlu mencari siapa sih diri kita sebenarnya? Diri kita adalah bagaimana kita sendiri mendefinisikannya, dari pengalaman-pengalaman yang sudah kita jalani, dan akan menjadi apa kita nantinya.
Di bab notes on dreams kita juga dapat tahu, bahwa ternyata dibalik suksesnya seorang Maudy Ayunda, dia juga pernah merasakan kerisauan mengenai mimpi yang ingin ia raih. Bab ini juga menjadi bab paling favoritku, dimana Maudy terus menekankan agar kita mengejar mimpi kita, meskipun hari ini mimpi kita terlihat sangat jauh. “Imagine the one thing that you want to achieve right now. Now think of the time range that you think it will take. If the dream is big enough, I’m sure that it will feel like you have ages to go. But big steps are only a combination of small little steps.” Jadi jangan khawatir jika mengejar mimpimu terasa membutuhkan langkah yang besar, karena langkah besar adalah kombinasi dari langkah-langkah kecil. Dengan memulai mengejar mimpi kita dengan melakukan hal kecil (langkah yang kecil), seiring berjalannya waktu maka kita akan berhasil melakukan langkah yang besar dan dapat meraih mimpi kita.
Di bab notes on love, Maudy mengingatkan agar kita tidak lupa untuk mencintai diri kita sendiri dan membahas dengan beberapa contoh kalimat yang dapat menunjukkan sebuah hubungan yang toxic. Dalam buku ini sebuah hubungan yang toxic didefinisikan dengan hubungan yang menghambatmu dalam meraih mimpi. Mereka mungkin terlihat peduli dengan kita dan tidak ingin kita merasa kecewa jika nantinya kita gagal, namun sebenarnya mereka justru menghambat kita dan membuat kita ragu akan diri kita sendiri. Hubungan seperti itu hanya akan menghancurkan kita, sehingga lebih baik jika kita bisa memilah hubungan seperti apa yang akan mendorong kita untuk maju. Namun quote favoritku dalam bab ini bukanlah mengenai toxic relationship, melainkan: “Do not be afraid to give, because even if the subject of your love gives less in return, the world will give back so much more.” Quote ini cocok untuk seseorang yang pernah dikecewakan karena merasa pasangan kita tidak memberikan timbal balik yang sama dengan apa yang sudah kita berikan. Namun menurutku, hal ini tidak hanya berlaku untuk pasangan saja, tetapi juga pada teman, keluarga, dan orang lain. Jangan pernah merasa kecewa atau menyesel setelah berbuat baik kepada siapapun meskipun mereka tidak melakukan hal yang sama kepada kita, karena semesta akan memberikan jauh lebih banyak lagi dibanding dengan apa yang telah kita berikan.
Di bab terakhir, yaitu notes on mindsets berisi mengenai pola pikir tentang banyak hal yang dibahas cukup menarik oleh Maudy. Quote favoritku dalam bab ini adalah: “People like to say; don’t look back, close the book, and start over. I don’t think that’s healthy. Past mistakes are there to remind us where we’ve been, they become constant reminders that we should always strive to improve ourselves, and they pave the way for better actions in the future.” Ditambah dengan quote yang diambil dari Andrea Dykstra, “In order to love who you are, you cannot hate the experiences that shaped you.”
Sekali lagi, buku ini sangat recommended untuk dibaca berapapun umur anda sekarang. Bahkan setelah membaca ebook-nya melalui aplikasi ipusnas, saya masih tertarik untuk membeli buku fisiknya, karena saya merasa saya mungkin akan membutuhkan buku ini untuk dibaca berulang kali saat saya sedang melalui masa-masa sulit dan butuh ‘reminder’ untuk terus bertahan melaluinya J

No comments:

Post a Comment

Announcement!!

  Terima kasih buat semua yang udah menyempatkan waktu buat mampir dan baca artikel di blog ini selama ini. It’s means a lot for me! Sebag...