Pages

Monday, June 22, 2020

About Quarter Life Crisis


Aku nggak begitu ingat kapan pertama kali tahu istilah ini, I guess around my 7th semester? Waktu lagi pusing-pusingnya mulai garap skripsi. Sampai sekarang kadang masih ngerasa berada di fase ini, tapi sekarang rasanya udah nggak se-anxious dulu. Sekarang lebih banyak mikir yaudahlah ya, atau let it flow aja, semua orang punya prosesnya masing-masing.
Aku rasa quarter life crisis udah jadi istilah umum yang diketahui oleh banyak orang, khususnya buat anak jaman now a.k.a generasi millenial. Dengan mudahnya akses internet dan makin banyaknya orang yang aware sama mental health, gampang banget buat nemuin artikel atau video yang ngebahas soal quarter life crisis ini. And that’s actually amazing. Sebelum aku berani come out buat ngobrolin hal ini sama orang lain, aku sempet cemas mikirin ‘apa cuma aku yang ngerasa kayak gini?’ yang bikin aku ragu dan nggak percaya diri buat ngomongin soal masalah ini. Takut kalo aku aja yang terlalu berlebihan mikirin ini itu, takut kalau orang lain bakal ngira aku alay karena terlalu banyak mikir, yang sebenarnya pikiran ini juga out of nowhere tiba-tiba kepikiran aja gitu?
Imagine how happy I am when I know that I’m not the only one who think so. Ternyata bukan aku aja yang mengalami fase menyebalkan ini! And the time I try to speak about it with my friends, its even feel better. Way better.
Setelah banyak baca artikel, aku jadi tahu kalau apa yang aku rasakan saat itu ternyata ada namanya. Saat di mana aku mulai ragu dengan diriku sendiri, mulai berpikir harus gimana ke depannya, ngerasa nggak punya tujuan hidup dan nggak punya kemampuan apa-apa, serta jadi sering ngebandingin pencapaian sendiri dengan orang lain. Yeah, that’s called quarter life crisis, berdasarkan Dictionary.com adalah sebuah krisis yang kemungkinan dialami di usia 20-29 tahun, melibatkan kekhawatiran akan arah dan kualitas dalam hidup, atau dapat diartikan juga sebagai krisis emosional di usia 20-29 tahun dengan perasaan khawatir dan keraguan terhadap dirinya sendiri setelah meninggalkan kehidupan akademik (sekolah/kampus).
Quarter life crisis ini adalah hal yang wajar dan secara umum dialami hampir oleh setiap orang. So if you ever feel this kind of anxiety before (or may be you’re feeling it now), no need to worry because you’re not alone. Berikut beberapa artikel yang bisa aku rekomendasikan untuk dibaca mengenai tips-tips melalui fase quarter life crisis ini:

And for the book, I would love to recommend you to read #Dear Tomorrow: Notes to My Future Self by Maudy Ayunda. I hope you feel better after reading that lovely book!
Aku juga sempat nonton podcast di youtube mengenai penjara diri oleh Zein Permana yang menurutku worth buat ditonton. Penjara diri ini juga mirip-miriplah sama quarter life crisis, di mana dalam dimensi waktu kita  terjebak di antara masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan.
Yang pengen banget aku sampaiin sesuai pengalamanku yaitu jangan takut buat nyoba ngobrolin hal ini dengan orang lain. Mungkin awalnya bakal kerasa awkward dan aneh, but believe me you will feel better afterwards. Saat lagi ngalamin quarter life crisis ini jangan justru mengisolasi diri dan membuat kesempatan bagi otak kita untuk mikirin hal itu terus waktu kita lagi sendirian. That’s why, waktu lagi skripsian aku malah jadi sering main sama temen (tapi tetep nggak lupa buat ngerjain skripsinya xD), karena selama skripsi kita cenderung jadi apa-apa sendiri. Ngerjain skripsi sendiri, ke kampus buat bimbingan sama dosen sendiri, padahal biasanya kalau kuliah rame-rame sama temen.
Akhirnya aku memilih buat istirahat sejenak dan menyempatkan waktu buat ketemu, ngobrol dan sharing-sharing sama temen di sela-sela ngerjain skripsi. Dan itu sangat ampuh bikin aku tetap waras selama masa-masa sulit itu.
For everyone who read this, please remember that this time too shall pass. Take your time, don’t compare yourself with others, believe in yourself and God that you’re gonna be happy too asap!
Last dari Pijarpsikologi, “Apapun yang terjadi di masa quarter life Anda, hal yang paling terpenting adalah dinikmati, bukan hanya dilewati. Menikmati setiap apapun yang terjadi di quarter life Anda adalah bagian dari proses Anda menjadi pribadi yang semakin dewasa.”

No comments:

Post a Comment

Announcement!!

  Terima kasih buat semua yang udah menyempatkan waktu buat mampir dan baca artikel di blog ini selama ini. It’s means a lot for me! Sebag...