Aku nggak begitu ingat kapan pertama kali tahu istilah ini, I
guess around my 7th semester? Waktu lagi pusing-pusingnya mulai
garap skripsi. Sampai sekarang kadang masih ngerasa berada di fase ini, tapi
sekarang rasanya udah nggak se-anxious dulu. Sekarang lebih banyak mikir yaudahlah ya, atau let it flow aja, semua orang punya prosesnya masing-masing.
Aku rasa quarter life crisis udah jadi istilah umum yang
diketahui oleh banyak orang, khususnya buat anak jaman now a.k.a generasi
millenial. Dengan mudahnya akses internet dan makin banyaknya orang yang aware
sama mental health, gampang banget buat nemuin artikel atau video yang ngebahas
soal quarter life crisis ini. And that’s actually amazing. Sebelum aku berani
come out buat ngobrolin hal ini sama orang lain, aku sempet cemas mikirin ‘apa cuma aku yang ngerasa kayak gini?’
yang bikin aku ragu dan nggak percaya diri buat ngomongin soal masalah ini.
Takut kalo aku aja yang terlalu berlebihan mikirin ini itu, takut kalau orang
lain bakal ngira aku alay karena terlalu banyak mikir, yang sebenarnya pikiran
ini juga out of nowhere tiba-tiba kepikiran aja gitu?
Imagine how happy I am when I know that I’m not the only one
who think so. Ternyata bukan aku aja yang mengalami fase menyebalkan ini! And
the time I try to speak about it with my friends, its even feel better. Way
better.
Setelah banyak baca artikel, aku jadi tahu kalau apa yang aku
rasakan saat itu ternyata ada namanya. Saat di mana aku mulai ragu dengan
diriku sendiri, mulai berpikir harus gimana ke depannya, ngerasa nggak punya
tujuan hidup dan nggak punya kemampuan apa-apa, serta jadi sering ngebandingin
pencapaian sendiri dengan orang lain. Yeah, that’s called quarter life crisis,
berdasarkan Dictionary.com adalah sebuah krisis yang kemungkinan dialami di
usia 20-29 tahun, melibatkan kekhawatiran akan arah dan kualitas dalam hidup,
atau dapat diartikan juga sebagai krisis emosional di usia 20-29 tahun dengan
perasaan khawatir dan keraguan terhadap dirinya sendiri setelah meninggalkan
kehidupan akademik (sekolah/kampus).
Quarter life crisis ini adalah hal yang wajar dan secara umum
dialami hampir oleh setiap orang. So if you ever feel this kind of anxiety
before (or may be you’re feeling it now), no need to worry because you’re not
alone. Berikut beberapa artikel yang bisa aku rekomendasikan untuk dibaca
mengenai tips-tips melalui fase quarter life crisis ini:
- 7 Things Millennials can do to Beat the Quarter Life Crisis
- Millenials, Mari Hadapi Quarter Life Crisis Dengan Santai!
- How to Get Over Your Quarter-Life Crisis
And for the book, I would love to recommend you to read #Dear Tomorrow: Notes to My Future Self by Maudy Ayunda. I hope you feel better after
reading that lovely book!♥
Aku juga sempat nonton podcast di youtube mengenai penjara diri oleh Zein Permana yang menurutku worth buat ditonton. Penjara diri ini
juga mirip-miriplah sama quarter life crisis, di mana dalam dimensi waktu
kita terjebak di antara masa lalu dan
kekhawatiran akan masa depan.
Yang pengen banget aku sampaiin sesuai pengalamanku yaitu
jangan takut buat nyoba ngobrolin hal ini dengan orang lain. Mungkin awalnya
bakal kerasa awkward dan aneh, but believe me you will feel better afterwards.
Saat lagi ngalamin quarter life crisis ini jangan justru mengisolasi diri dan membuat
kesempatan bagi otak kita untuk mikirin hal itu terus waktu kita lagi
sendirian. That’s why, waktu lagi skripsian aku malah jadi sering main sama
temen (tapi tetep nggak lupa buat ngerjain skripsinya xD), karena selama
skripsi kita cenderung jadi apa-apa sendiri. Ngerjain skripsi sendiri, ke
kampus buat bimbingan sama dosen sendiri, padahal biasanya kalau kuliah
rame-rame sama temen.
Akhirnya aku memilih buat istirahat sejenak dan menyempatkan
waktu buat ketemu, ngobrol dan sharing-sharing sama temen di sela-sela ngerjain
skripsi. Dan itu sangat ampuh bikin aku tetap waras selama masa-masa sulit itu.
For everyone who read this, please remember that this time
too shall pass. Take your time, don’t compare yourself with others, believe in
yourself and God that you’re gonna be happy too asap!
Last dari Pijarpsikologi, “Apapun
yang terjadi di masa quarter life Anda, hal yang paling terpenting adalah
dinikmati, bukan hanya dilewati. Menikmati setiap apapun yang terjadi di
quarter life Anda adalah bagian dari proses Anda menjadi pribadi yang semakin
dewasa.”
No comments:
Post a Comment