Well, mengurangi
penggunaan smartphone di kondisi
normal aja udah cukup susah untuk dilakukan, apalagi dalam kondisi pandemi
kayak sekarang di mana kita nggak bisa keluar dan bertemu dengan orang lain
secara bebas. Apa lagi yang bisa kita lakuin di rumah kalau nggak main hp, rite?
Sebenarnya ide awal yang bikin aku nulis tentang hal ini
adalah artikel dari Psychology Today
yang aku baca beberapa hari yang lalu. Artikel itu berjudul ‘Why So Many Young People Today Are Depressed’. Menurut artikel tersebut, dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh beberapa psikolog menunjukkan bahwa dari tahun 2008 sampai dengan 2017,
pada kelompok dewasa muda (young adult)
mengalami tekanan
psikologis yang serius dengan peningkatan sebanyak 71%. Sedangkan pada
kelompok remaja (kisaran usia 12 – 17 tahun) mengalami peningkatan sebanyak
52%. Menurut pendapat para psikolog tersebut, hal ini disebabkan karena adanya
peningkatan komunikasi melalui perangkat elektronik (smartphone) dan penurunan durasi dari jam tidur. Apalagi kalau
penurunan jam tidurnya gara-gara nggak bisa berhenti main hp.
Hal ini juga mengingatkanku sama buku Maudy: Dear Tomorrow di
bab yang membahas mengenai penggunaan media sosial melalui smartphone yang berlebihan dapat membuang waktu dan mengurangi
produktivitas yang bisa kita lakukan untuk hal lain. Di sana Maudy menyarankan
agar kita hanya membuka media sosial dengan tujuan yang spesifik. Setelah
mendapatkan apa yang kita inginkan, maka stop
scrolling dan tutup media sosialnya. “Aimless
scrolling and absorbing updates rarely adds significant value. You could be
saving the world with that time,” she said.
Alasan lain pentingnya membatasi penggunaan smartphone aku dapatkan dari video Be Inspired yang berjudul ‘You Will Never Be Lazy Again’ ini. Di
video tersebut menekankan bahwa penggunaan smartphone
dapat membuat kita ter-distracted
atau teralihkan, membuat kita menjadi tidak fokus dengan kegiatan yang
seharusnya kita lakukan atau ketika kita sedang berbicara dengan orang lain. Selain
itu, smartphone yang kita gunakan
juga memancarkan sinar biru (blue lights)
yang dapat mengurangi produksi melatonin di dalam tubuh dan menyebabkan kita kesulitan
untuk tidur lebih awal.
Namun di kondisi seperti saat ini, smartphone dan media sosial justru banyak membantu kita untuk tetap
terhubung dan menjalin komunikasi dengan orang lain. Kita juga bisa menikmati berbagai
hiburan melalui media sosial yang dibagikan oleh orang-orang yang dapat membuat
kondisi mental kita tetap ‘sane’ selama
melalui masa pandemi ini. Mungkin melalui masa-masa ini kita jadi bisa belajar
betapa berharganya waktu yang kita habiskan dengan bercengkrama bersama orang
lain. Betapa berharganya waktu yang kita habiskan dengan bebas di luar rumah.
Sehingga soon, saat pandemi ini usai,
saat kita bisa bertatapan langsung dengan orang lain, saat kita bisa
berkegiatan dengan bebas di luar rumah, kita bisa lebih menikmati waktu-waktu
itu dan menjauhkan sejenak smartphone
kita agar kita bisa fokus dengan momen-momen yang sedang kita alami.
For now, let’s use our
smartphone effectively and get a proper rest. Aku beberapa kali baca di
twitter cerita orang yang jam tidurnya jadi kacau semenjak di rumah terus. Please take a rest well. Tanpa kita
sadari, tidur tuh penting banget buat kesehatan fisik dan mental. Kalau
semenjak di rumah terus kondisi kulit jadi bermasalah, salah satu penyebabnya
bisa dikarenakan jam tidur yang nggak teratur. So once again, take a rest well!
No comments:
Post a Comment